menilai orang lain menurut islam

Danitulah jalan yang ditempuh oleh para nabi. Kalau beribadah tanpa mengenal-Nya yang terpantik dalam benak kita hanyalah Qunut, dzikir, doa, menilai orang lain, menyalahkan shalatnya orang lain, dan menilai amalnya orang lain yang kesemuanya akan menjauhkan kita dari Allah. Sebaliknya, mengenal-Nya lalu beribadah kepada-Nya, maka tidak akan
Marikita mulai mempelajari bersama, syarat pertama diterimanya suatu amalan, yaitu syarat ikhlas karena Allah ta'ala. Maksudnya adalah: seseorang hanya mengharapkan ridho Allah dari setiap amalannya, bersih dari penyakit riya' (ingin dilihat orang lain) dan sum'ah (ingin didengar orang lain), tidak mencari pujian dan balasan melainkan
Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi rasa perdamaian. Bahkan bisa dikatakan bahwa islam adalah agama damai. Hal ini didukung oleh ayat-ayat al-ur’an yang dapat menjadi bukti islam agama damai. Salah satunya dijelaskan dalam QS Al Anfal 61 yang artinya berikut ini“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. “ QS Al Anfal 61Ayat di atas dengan jelas menyatakan bahwa islam merupakan agama yang condong atau menjurus pada kedamaian. Oleh sebab itu, kita sebagai umat islam yang bertakwa sudah seharusnya hidup dalam kedamaian dengan tidak berusaha mencetus konflik dan memecah belah hubungan antar saudara-saudari kita yang ada di muka bumi itu, islam juga mengajarkan kita untuk senantiasa hidup dalam toleransi dengan menghargai hak-hak pribadi orang-orang yang ada di sekeliling kita. Tak hanya itu, islam juga melarang umatnya untuk mencampuri hal-hal yang tidak menjadi urusannya, terlebih perbuatan yang menyerempet kepada hak-hak pribadi maupun aib dari setiap manusia, salah satunya adalah tajassus atau mencari kesalahan orang mencari kesalahan orang lain dalam islam ini dilandasi oleh sumber pokok ajaran islam, yakni Alquran dan dari AlquranAllah Ta’ala berfirman,يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” Al-Hujurat 12Larangan dari HadisRasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.”[3]Selain itu, larangan untuk tajassus juga dijelaskan oleh perkataan ulama salaf sebagai berikutAmirul Mukminin Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu berkata, ولا تظنَّنَّ بكلمة خرجت من أخيك المؤمن إلاَّ خيراً، وأنت تجد لها في الخير مَحملاً “Janganlah engkau berprasangka terhadap perkataan yang keluar dari saudaramu yang mukmin kecuali dengan persangkaan yang baik. Dan hendaknya engkau selalu membawa perkataannya itu kepada prasangka-prasangka yang baik.”[4]Dengan ketiga landasan yang telah disebutkan di atas, maka jelaslah bahwa ber tajasssus atau mencari-cari kesalahan orang lain dalam islam termasuk perbuatan tercela dan tentunya tidak disenangi oleh Allah swt. Untuk itu sudah seharusnya kita sebagai umat muslim/muslimah yang bertakwa pada tuhan agar sekiranya mampu menerapkan cara memelihara akal dalam islam dengan tidak terjerumus ke dalam perbuatan tercela tidak disenangi oleh Allah swt, larangan mencari kesalahan orang lain dalam islam ini juga akan menimbulkan azab di hari kiamat sebagaimana yang dijelaskan oleh hadis berikutDari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,وَمَنِ اسْتَمَعَ إِلَى حَدِيثِ قَوْمٍ وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ أَوْ يَفِرُّونَ مِنْهُ ، صُبَّ فِى أُذُنِهِ الآنُكُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ“Barangsiapa menguping omongan orang lain, sedangkan mereka tidak suka kalau didengarkan selain mereka, maka pada telinganya akan dituangkan cairan tembaga pada hari kiamat.” HR. Bukhari no. 7042.Membayangkannya saja sudah sangat mengerikan bukan? Untuk itu hentikanlah tajassus dan segeralah bertaubat kepada Allah swt. agar kita bisa selamat di dunia dan juga di akhirat.
Faktabahwa pernyataan ini dibuat dalam komunitas agama juga benar-benar membuat saya frustrasi. Saya percaya setiap agama mengajarkan kita untuk memperlakukan orang dengan setara, ramah, dan yang terpenting, tanpa diskriminasi. Saya juga percaya tidak ada agama di Bumi ini yang mengajarkan kita untuk menilai manusia lain dari penampilan mereka.
Sebagian besar orang selalu terjebak dalam ego untuk menilai orang lain. Pekerjaan untuk menilai diri sendiri biasanya kurang begitu memotivasi, tetapi saat diberikan tantangan untuk menilai orang lain, maka gairah dan motivasi akan bersatu padu dalam antusiasme untuk menemukan jati diri orang lain tersebut. Memang kita bukan tidak boleh menilai orang lain. Akan tetapi kita juga harus instropeksi diri sendiri. Disaat menilai orang lain tentunya kita hanya bisa menilai dari lahiriyahnya saja. Sebab menilai hati seseorang itu tidak ada kemampuan manusia. Masalah penilaian hati seperti ikhlas atau riyanya seseorang, itu merupakan kekuasaan Allah Swt. yang perlu kita ingat disaat menilai orang lain, jauhkanlah sifat buruk sangka. Sebab belum tentu buruk lahiriyah, buruk pula hatinya. Dalam hal ini Imam al-Ghazali, memberikan 5 tips bagaimana sebaiknya kita menilai orang lain. Supaya tidak jatuh kepada penilaian yang salah. Dalam kitab Bidayatul Hidayah, Imam al-Ghazali berkata 1. Jika engkau melihat orang yang masih muda, maka katakan dalam hatimu, Orang ini belum banyak durhaka kepada Allah sedangkan aku sudah banyak durhaka pada Allah. Tidak diragukan lagi orang ini lebih baik dariku’. 2. Jika engkau melihat orang yang lebih tua, katakan dalam hatimu, Orang ini sudah beribadah sebelum aku, dengan begitu tidak diragukan lagi bahwa dia lebih baik dariku’. 3. Jika engkau melihat orang alim berilmu, katakan dalam hatimu, Orang ini sudah diberi kelebihan yang tidak diberikan kepadaku. Dia menyampaikan suatu kebaikan kepada orang lain sedangkan aku tidak menyampaikan apa-apa. Dia tahu hukum-hukum yang tidak aku tahu. Maka bagaimana mungkin aku sama dengannya?’ 4. Jika engkau bertemu dengan orang bodoh, kurang ilmu dan wawasan, katakan dalam hatimu, Orang ini sudah durhaka kepada Allah karena ketidaktahuannya sedangkan aku durhaka kepada Allah dengan pengetahuanku, maka vonis Allah kepadaku lebih berat dibanding orang ini. Dan aku tidak tau bagaimana akhir hidupku dan akhir hidup orang ini’. 5. Jika engkau melihat orang kafir, maka katakan dalam hatimu, Aku tidak tahu, bisa jadi dia akan masuk Islam dan mengisi akhir hidupnya dangan amal kebaikan, dan dengan keislamannya itu dosa dosanya keluar dari dirinya seperti keluarnya rambut darr timbunan tepung. Sedangkan aku, bisa jadi tersesat dari Allah karena tidak mau meningkatkan iman dan akhirnya menjadi kafir, dan hidupku berakhir dengan amal buruk. Orang seperti ini bisa jadi besok menjadi orang yang dekat dengan Allah dan aku menjadi orang yang jauh dari Allah’. Demikianlah sahabat bacaan madani 5 tips menilai orang lain menurut imam Al-Ghazali. Dari 5 tips tadi bisa kita simpulkan bahwa kita dilarang berburuk sangka. Kita di anjurkan untuk berbaik sangka kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam Al-Quran, “Maka janganlah engkau menilai dirimu lebih suci dibanding orang lain. Dia Allah lebih tahu siapa orang-orang yang bertakwa.” QS. an-Najm 32. JML
Berikutini sifat dan karakter negatif pisces. 1. Terlalu Percaya Kepada Orang Lain. Kebaikan yang diberikan oleh pisces tak perlu dipertanyakan lagi, bahkan saking baiknya ia juga dikenal dengan memiliki karakter yang penyayang. Namun, dibalik karakter yang baik ini, pisces menjadi sangat mudah untuk percaya kepada orang lain, pisces sangat
Ilustrasi via ragu dengan tampilan orang lain yang buruk, takut dijahati, atau jangan jangan dia rampok atau pencuri...Begini jika Anda takut salah menilai orang agar tak ragu, jahat atau baik anda akan tahu...Sebagian besar orang selalu terjebak dalam ego untuk menilai orang lain. Pekerjaan untuk menilai diri sendiri biasanya kurang begitu memotivasi, tetapi saat diberikan tantangan untuk menilai orang lain, maka gairah dan motivasi akan bersatu padu dalam antusiasme untuk menemukan jati diri orang lain kita bukan tidak boleh menilai orang lain. Akan tetapi kita juga harus instropeksi diri sendiri. Disaat menilai orang lain tentunya kita hanya bisa menilai dari lahiriyahnya saja. Sebab menilai hati seseorang itu tidak ada kemampuan penilaian hati seperti ikhlas atau riyanya seseorang, itu merupakan kekuasaan Allah Swt. yang perlu kita ingat disaat menilai orang lain, jauhkanlah sifat buruk sangka. Sebab belum tentu buruk lahiriyah, buruk pula hal ini Imam al-Ghazali, memberikan 5 tips bagaimana sebaiknya kita menilai orang lain. Supaya tidak jatuh kepada penilaian yang salah. Dalam kitab Bidayatul Hidayah, Imam al-Ghazali berkata1. Jika engkau melihat orang yang masih muda, maka katakan dalam hatimuOrang ini belum banyak durhaka kepad Allah sedangkan aku sudah banyak durhaka pada Allah. Tidak diragukan lagi orang ini lebih baik dariku’.2. Jika engkau melihat orang yang lebih tua, katakan dalam hatimu,Orang ini sudah beribadah sebelum aku, dengan begitu tidak diragukan lagi bahwa dia lebih baik dariku’.Baca Juga Rasulullah Marah Bila Kita Membakar Semut, Begini Cara Mengusirnya Agar Diridhoi Allah3. Jika engkau melihat orang alim berilmu, katakan dalam hatimu,Orang ini sudah diberi kelebihan yang tidak diberikan kepadaku. Dia menyampaikan suatu kebaikan kepada orang lain sedangkan aku tidak menyampaikan apa-apa. Dia tahu hukum-hukum yang tidak aku tahu. Maka bagaimana mungkin aku sama dengannya?’4. Jika engkau bertemu dengan orang bodoh, kurang ilmu dan wawasan, katakan dalam hatimu,Orang ini sudah durhaka kepada Allah karena ketidaktahuannya sedangkan aku durhaka kepada Allah dengan pengetahuanku, maka vonis Allah kepadaku lebih berat dibanding orang ini. Dan aku tidak tau bagaimana akhir hidupku dan akhir hidup orang ini’.5. Jika engkau melihat orang kafir, maka katakan dalam hatimu,Aku tidak tahu, bisa jadi dia akan masuk Islam dan mengisi akhir hidupnya dangan amal kebaikan, dan dengan keislamannya itu dosa dosanya keluar dari dirinya seperti keluarnya rambut darr timbunan tepung. Sedangkan aku, bisa jadi tersesat dari Allah karena tidak mau meningkatkan iman dan akhirnya menjadi kafir, dan hidupku berakhir dengan amal buruk. Orang seperti ini bisa jadi besok menjadi orang yang dekat dengan Allah dan aku menjadi orang yang jauh dari Allah’.Demikianlah sahabat bacaan madani 5 tips menilai orang lain menurut imam Al-Ghazali. Dari 5 tips tadi bisa kita simpulkan bahwa kita dilarang berburuk di anjurkan untuk berbaik sangka kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam Al-Quran,“Maka janganlah engkau menilai dirimu lebih suci dibanding orang lain. Dia Allah lebih tahu siapa orang-orang yang bertakwa.” QS. an-Najm 32
Ψаσիριጆυβе фΓαфኯпсиሽун всኆтв
Кυ υривсሦኆе σիприрըмюкБр аκեрихигև
Քиዴαсраյυβ ши аյРсሥ ጦпсеռоփደ
А θξаላևдахреΝ θ
.

menilai orang lain menurut islam